Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

POLITIKAL NEWS

Poros Barito

Technology

KRIMINALITAS

ANTI KORUPTOR

Sports

POROS KALTENG

» » » » » » Upayakan Perundingan Damai, AS Temui Utusan Palestina-Israel

WASHINGTON - Menghidupkan kembali perundingan perdamaian antara Negara Palestina dan Israel terus diupayakan berbagai negara. Salah satunya Negara Adidaya Amerika Serikat. Melalui utusan urusan Timur Tengah George Mitchell, Pemerintahaan Barack Obama memfasilitasi perundingan perdamaian bagi dua negara Timur Tengah itu.

Berdasarkan laporan media setempat, kemaren George Mitchell melakukan pertemuan secara terpisah dengan utusan kedua negara yang bertikai karena perebutan wilayah negara masiang-masing. Pertama Mitchell melakukan pembicaraan dengan utusan Palestina Saeb Erakat, kemudian dilanjutkan bertemu dengan utusan Israel Yitzhak Molcho.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Philip Crowley mengatakan, pertemuan utusan AS untuk urusan Timur Tengah itu, adalah sebagai bagian dari tawaran Washington untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian antara Palestina dan Israel.

Pertemuan dengan kedua utusan Palestina dan Irael itu dimulai sejak 2 September, namun diakuinya sempat terhenti tiga minggu kemudian dengan berakhirnya moratorium Israel mengenai pembangunan permukiman.

Saat itu tokoh-tokoh Palestina menolak untuk berbicara sementara Israel terus membangun. Washington mengakui bulan lalu mereka telah gagal untuk mengamankan perjanjian Israel untuk membekukan pembangunan permukiman baru di wilayah Palestina yang mereka caplok.

Dalam kesempatan berbicara itu, Crowley mengulangi mengenai tindakan penentangan AS terhadap proposal Palestina untuk resolusi PBB yang mengecam pembangunan permukiman Israel.

Washington berpendapat bahwa PBB adalah forum salah alamat untuk mengatasi masalah-masalah rumit, dan bahwa Israel dan Palestina harus mencari jalan kembali ke perundingan langsung sebagai satu-satunya cara untuk mengatasi perbedaan mereka.

Palestina melihat adanya sekitar 500.000 pemukim Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan pencaplokan Jerusalem Timur sebagai ancaman besar bagi pembentukan negara mereka yang dijanjikan, dan memandang tuntutan AS untuk membekukan pembangunan permukiman itu sebagai ujian penting dari niat Israel.

Sementara itu, dijalur lain, Kuartet Internasional mediator Timur Tengah akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Munich pada 5 Februari untuk mencoba menghidupkan kembali perundingan Palestina-Israel, menurut pernyataan Uni Eropa yang dilaporkan media setempat, Kamis.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton dijadwalkan untuk ikut ambil bagian dalam pertemuan tersebut, tambah para pejabat Uni Eropa.

Sebelumnya, jurubicara Deplu AS Philip Crowley mengatakan utusan Israel Yitzhak Molcho dan utusan Palestina Saeb Erakat akan datang ke Washington untuk bertemu secara terpisah dengan para pejabat AS.

Pertemuan itu menurut Philip Crowley sebagai bagian dari konsultasi tanpa henti Pemerintahan Barack Obama dengan pihak-pihak itu pada tingkat kerjasama guna mencapai perjanjian kerangka kerja mengenai semua masalah inti demi tercapainya kata sepakat kedua belah pihak.

Menlu Hillary Clinton, yang sekarang sedang berkunjung ke Uni Emirat Arab, Oman dan Qatar, mungkin akan berpartisipasi dalam pembicaraan itu, timpalnya.

Ditambahkanya, bahwa kedua utusan itu tidak akan saling bertemu, tapi bahwa utusan AS untuk Timur Tengah George Mitchell mungkin juga akan berbicara dengan masing-masing mereka.

Sekadar diketahui, pembicaraan perdamaian langsung antara Israel dan Palestina macet setelah Washington mengakui mereka telah gagal menjamin perjanjian Israel bagi pembekuan baru pembangunan permukiman. Pembekuan Pembangunan pemukiman itu menjadi syarat utama Palestina untuk meneruskan pembicaraan perdamaian.

Pembicaraan langsung itu dimulai pada 2 September, tapi terhenti tiga pekan kemudian dengan berakhirnya moratorium Israel terhadap pembangunan permukimannya. Palestina menolak melakukan pembicaraan, sementara Israel meneruskan pembangunan permukiman.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama