Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

POLITIKAL NEWS

Poros Barito

Technology

KRIMINALITAS

ANTI KORUPTOR

Sports

POROS KALTENG

» » » » » » Masyarakat Tak Respek Terhada Pengulangan Pilkada

PANDEGLANG - Tak banyak yang suka terjadi pengulangan pemungutan suara Pemilihan Kepada Daerah. Sama halnya di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, warga setempat berharap tidak terjadi lagi pengulangan pemungutan suara Pilkada setempat..

Warga mengaku pengulangan pencoblosan, selain menguras anggaran juga membuat masyarakat enggan untuk memberikan suaranya. "Jangan lagi lah terjadi pengulangan, yang kalah harus menerima kekalahannya dan yang menang juga harus menghargai lawan-lawannya," kata Opik Gandamana, warga Kampung Meredun Kelurahan Pagadungan Kecamatan Kerangtanjung, seperti dilaporkan suarakarya-online.com.

Tokoh pemuda itu menjelaskan, untuk biaya untuk pemilihan pertama pada 3 Oktober 2010 mencapai Rp16 miliar, serta pencoblosan ulang 26 Desember 2010 sebesar Rp 9,8 miliar. Anggaran tersebut, tutur dia, akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk pembangunan atau program pemberdayaan masyarakat.

"Pembangunan di Pandeglang belum maksimal, dan masih banyak warga kurang mampu, jadi lebih baik anggaran digunakan untuk membantu masyarakat," katanya. Ia juga mengatakan, enam pasangan calon yang ikut dalam pilkada merupakan tokoh di Pandeglang, jadi seharusnya mereka lebih mengedepankan kepentingan daerah dan masyarakat daripada ambisi pribadi.

Senada disampaikan Alex Suhardi, warga Kampung Kubang Desa Paniis Kecamatan Koroncong. Dia mengaku sangat tidak setuju jika harus kembali dilakukan pencoblosan ulang. "Saya pendukung salah satu pasangan yang kalah, tapi saya bisa menerima kekalahan itu, dan tidak setuju kalau harus dilakukan pencoblosan ulang," katanya.

Alex mengaku, yakin jika terjadi pencoblosan ulang, maka partisipasi masyarakat untuk memberikan suaranya akan berkurang, karena jenuh harus terus-menerus datang ke tempat pemungutan suara (TPS).

"Selama 2010 ini, warga Kubang sudah tiga kali datang ke TPS, yakni untuk pemilihan kepala desa dan memilih bupati dan wakil bupati yang dialaksanakan dua kali," katanya.

Kemudian pada 2011 juga akan ada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Banten, jadi bisa dipastikan mereka sudah malas ke TPS, kalau nanti terjadi pengulangan pencoblosan pada pilkada Pandeglang.

Warga Pandeglang, dua kali memberikan suara untuk memilih bupati dan wakil bupati periode 2010-2015, yakni pada 3 Oktober 2010 dan 26 Desember 2010. Hasil pemungutan suara pertama, dimenangkan pasangan Erwan Kurtubi-Heryani dengan meraih 239.510 suara atau 43 persen dari total suara sah 552.894.

Di posisi dua ditempati Irna Narulita-Apud Mahpud 204.652 (37 persen), diikuti Yoyon Sudjana-M Oyim 51.633 (10 persen), Edi Suhaedi-Aprilia Hedysanty Puteri dengan jumlah dukungan 32.940 suara (enam persen).

Pada posisi lima ditempati pasangan Sunarto-Agus Wahyu Wardhana dengan 12.234 suara (dua persen) dan posisi terakhir pasangan Djajat Mujahidin-Enjat Sudrajat dengan perolehan 12.015 suara (1,8 persen).

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama