BOGOR - Kasus menghilangnya Briptu Rany Indah Yuni Nugraeni, anggota Polwan Polres Mojokerto, kini mulai menemui titik terang. Setelah dinyatakan buron oleh kepolisian, kini paman Briptu Rany, Syarif Safrudin, angkat suara.
Dia membantah semua pemberitaan yang beredar, bahkan ia telah melaporkan Kapolres Mojokerto AKBP Eko Puji Nugroho dan Kabag Humas Polres Mojokerto AKP Lilik Akhiril Ekowari ke Propam Mabes Polri.
Syarif menuturkan, keponakannya kabur karena telah menjadi korban pelecehan Kapolres Mojokerto AKBP Eko Puji Nugroho serta seringkali di-bully oleh AKP Lilik Akhiril Ekowati, Polwan senior yang diduga merasa cemburu sosial kepada Briptu Rany yang diangkat menjadi Sekpri oleh Kapolres.
“Saya telah menemui keponakan saya seminggu lalu di sebuah rumah di Jakarta yang sekaligus menjadi tempat perawatan karena mengalami depresi berat sehingga harus di dampingi dokter ahli jiwa akibat tekanan dari seniornya AKP Lilik,” ujarnya, Selasa (21/5/2013).
Dari penuturan keponakannya, Syarif mendapatkan cerita bahwa selama dinas di Polres Mojokerto Briptu Rany sering di-bully AKP Lilik dengan cara memberi perintah yang tak masuk akal.
Bukan hanya AKP Lilik yang menekannya, Kapolres Mojokerto juga sering memberikan perintah yang tak masuk akal. Di antaranya, menugaskan Briptu Rany menemani dua pria keturunan Tionghoa untuk jalan-jalan serta merampas ponselnya. Dari ponsel inilah, Syarif menduga, foto-foto syur Briptu Rany beredar di dunia maya.
Kapolres Mojokerto, masih menurut penuturan Briptu Rany, juga pernah memberikan seragam baru untuk dijahit. Namun di hadapan tukang jahit yang akan mengukur baju Briptu Rany, Kapolres mengukurkan pakaiannya sambil meraba-raba bagian dada Rany. “Bahkan Rany pernah dipaksa menyanyi di hadapan para perwira,” ujarnya.
Syarif pun membantah tuduhan bahwa Briptu Rany membawa kabur uang negara sebesar Rp400 juta. Menurut Syarif, tidak mungkin Sekpri Kapolres membawa uang karena setiap harinya Briptu Rany memang tidak memegang uang kas.
sumber: okezone.com
Dia membantah semua pemberitaan yang beredar, bahkan ia telah melaporkan Kapolres Mojokerto AKBP Eko Puji Nugroho dan Kabag Humas Polres Mojokerto AKP Lilik Akhiril Ekowari ke Propam Mabes Polri.
Syarif menuturkan, keponakannya kabur karena telah menjadi korban pelecehan Kapolres Mojokerto AKBP Eko Puji Nugroho serta seringkali di-bully oleh AKP Lilik Akhiril Ekowati, Polwan senior yang diduga merasa cemburu sosial kepada Briptu Rany yang diangkat menjadi Sekpri oleh Kapolres.
“Saya telah menemui keponakan saya seminggu lalu di sebuah rumah di Jakarta yang sekaligus menjadi tempat perawatan karena mengalami depresi berat sehingga harus di dampingi dokter ahli jiwa akibat tekanan dari seniornya AKP Lilik,” ujarnya, Selasa (21/5/2013).
Dari penuturan keponakannya, Syarif mendapatkan cerita bahwa selama dinas di Polres Mojokerto Briptu Rany sering di-bully AKP Lilik dengan cara memberi perintah yang tak masuk akal.
Bukan hanya AKP Lilik yang menekannya, Kapolres Mojokerto juga sering memberikan perintah yang tak masuk akal. Di antaranya, menugaskan Briptu Rany menemani dua pria keturunan Tionghoa untuk jalan-jalan serta merampas ponselnya. Dari ponsel inilah, Syarif menduga, foto-foto syur Briptu Rany beredar di dunia maya.
Kapolres Mojokerto, masih menurut penuturan Briptu Rany, juga pernah memberikan seragam baru untuk dijahit. Namun di hadapan tukang jahit yang akan mengukur baju Briptu Rany, Kapolres mengukurkan pakaiannya sambil meraba-raba bagian dada Rany. “Bahkan Rany pernah dipaksa menyanyi di hadapan para perwira,” ujarnya.
Syarif pun membantah tuduhan bahwa Briptu Rany membawa kabur uang negara sebesar Rp400 juta. Menurut Syarif, tidak mungkin Sekpri Kapolres membawa uang karena setiap harinya Briptu Rany memang tidak memegang uang kas.
sumber: okezone.com
Tidak ada komentar: