![]() |
Semburan minyak dilepas pantai Balikpapan |
Kepala Bidang Pengawas dan Pengendali (Wasdal) Badan Lingkungan Hidup kota Balikpapan, Ahmad Yani, mengatakan, peningkatan kasus kerusakan lingkungan daerah setempat terjadi disebabkan kurangnya personil yang mengakibatkan lemahnya pengawasan.
"Jumlahnya ada 13 kasus, kalau dibandingkan dengan 2009, terjadi peningkatan, mungkin sekitar 20 persen peningkatannya," kata Ahmad Yani, Jumat (14/1).
Beberapa kasus besar yang menyebabkan kerusakan lingkungan justru dilakukan perusahaan besar yang berinvestasi di Balikpapan seperti PT Ciputra Bangun Mitra dan Balikpapan Damai Sentosa (BDS) II.
"Keduanya melanggar izin, yakni membangun tanpa memerhatikan kelestarian lingkungan," ungkapnya.
Selain itu, untuk kasus kerusakan lingkungan yang dampak negatifnya langsung menimpa masyarakat sekitar, adalah kasus pengupasan lahan yang dilakukan oleh Jamalludin yang berdampak melubernya lumpur ke kompleks perumahan BDS I.
"Jamalludin lebih parah lagi, karena betul-betul tidak memiliki izin," timpalnya.
Menurutnya, ke depan pihaknya akan menambah personel pengawas dan melakukan koordinasi dengan Polwabangling untuk melakukan pengawasan lingkungan lebih ketat lagi.
"Terus terang personel kami hanya 5 orang, jadi sangat tidak ideal untuk mengawasi seluruh Balikpapan," sebutnya.
Untuk itu, imbuhnya, selain meminta penambahan personel, pihaknya juga akan meningkatkan koordinasi dengan Polwasbangling, untuk melakukan pengawasan lingkungan di Balikpapan.
Tidak ada komentar: