Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

POLITIKAL NEWS

Poros Barito

Technology

KRIMINALITAS

ANTI KORUPTOR

Sports

POROS KALTENG

» » » » » » » » Butuh Waktu Lima Tahun Lagi Mewujudkan Wacana Palangkaraya Jadi Ibukota RI

Teras Narang saat di jamu Presiden SBY (presidensby.info)
Palangkaraya - Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang mengatakan, untuk mewujudkan wacana pemindahan ibukota RI dari Jakarta ke Palangkaraya ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, perlu waktu lima tahun lagi.

"Pemindahan ibu kota ini harus disikapi secara nasional, bukan hanya tingkat lokal saja. Begitu juga pembentukan timnya, sehingga untuk kordinasi itu bisa lebih mudah," ucap Teras di Palangkaraya, dikutip dari mediaindonesia.com, Kamis (12/8).

Menurut Teras, dalam wacana ini kalangan akademisi dan kalangan teknis juga perlu dilibatkan, sehingga jangan sampai kalangan politik saja yang banyak terlibat.

"Dalam pembahasan wacana pemindahan ibukota negara, jangan terlalu dominan politik yang berperan. Namun libatkan kalangan akademisi dan tenaga teknik yang tentunya bisa membantu masukan-masukan," timpalnya.

Teras mengatakan, dalam wacana ini diyakininya tidak mungkin bisa tereralisasi satu hingga dua tahun, namun untuk bisa mewujudkan wacana itu diperkirakan memakan waktu hingga lima tahun.

Dalam waktu lima tahun itu, tentunya pemerintah pusat bisa memilih kementerian mana yang didahulukan berkantor di Kota Palangkaraya. "Dan ini sifatnya nasional bukan lagi kapasitas lokal," kata Teras.

Berkaitan dengan wacana tersebut, ia meminta kepada pemerintah kota untuk tidak melangkahi Gubernur, karena permasalahan ini sudah ada aturan yang jelas dan perlu persiapan yang tidak sederhana.

"Masih banyak yang harus dipersiapkan, mulai dari infrastruktur, SDM dan kesiapan lainnya. Termasuk lokasi Istana Presiden, Wakil Presiden, Bappenas, dan kantor para menteri," katanya.

Terpenting menurut Teras, dalam upaya mewujudkan pemindahan ibu kota negara, jangan samapi nilai politisnya lebih kental ketimbang nuansa teknisnya.

"Kalau hanya muatan politisnya yang lebih kuat untuk apa? Yang kita inginkan itu adalah teknisnya. Dalam hal ini tentunya melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk akademisi dan teknis ada didalamnya," sebutnya.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama