SAMARINDA-Sementara itu, pembangunan Bandara Samarinda Baru (BSB) dan sejumlah program perpanjangan landasan bandara di kawasan perbatasan Kaltim kemungkinan besar mendapat sokongan dana dari APBN.
Hal itu disampaikan Gubernur Awang Faroek Ishak, kemarin, terkait hasil pertemuan dengan Direktur Perhubungan Udara Bambang Cahyono dan Direktur Pelabuhan Departemen Perhubungan Suwandi Saputro di Jakarta, pekan lalu.
Menurut Awang, Dephub menjanjikan prioritas untuk pembangunan bandara di ibu kota provinsi serta daerah perbatasan dan perdalaman dalam 5 tahun ke depan.
"Dengan demikian, apa yang direncanakan Kaltim sudah sejalan dengan prioritas Dephub sehingga soal pendanaan kemungkinan besar dapat sokongan dari APBN," kata Awang.
Gubernur mengatakan saat ini Samarinda merupakan satu-satunya ibu kota provinsi di Indonesia yang belum memiliki bandara representatif. Padahal, pembangunan bandara akan menggenjot perekonomian wilayah.
Pemprov merencanakan perpanjangan landas pacu sejumlah bandara di perbatasan, yakni Bandara Datah Dawai di Kutai Barat, Long Ampung di Malinau, dan Long Bawan di Nunukan.
"Kaltim sangat berharap bantuan APBN karena selama ini Bandara Samarinda Baru masih mengandalkan APBD Kaltim yang hingga kini telah dialokasikan Rp240 miliar," kata Awang.
Diharapkan dengan prioritas Dephub itu, mulai 2010 sudah ada bantuan APBN untuk Bandara Samarinda Baru sebagai pengganti Bandara Temindung yang kondisinya tidak laik karena terlalu dekat dengan permukiman penduduk.
"Kita berharap dengan bantuan APBN, beban APBD tidak terlalu berat karena total anggaran pembangunan Bandara Samarinda mencapai Rp2,4 triliun yang ditargetkan bisa selesai pada 2011," ujarnya.
Adapun landas pacu bandara di tiga daerah perbatasan tersebut diharapkan nantinya dapat didarati pesawat berbadan lebar minimal jenis ATR-300 berkapasitas 46 penumpang.
Tidak ada komentar: