Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

POLITIKAL NEWS

Poros Barito

Technology

KRIMINALITAS

ANTI KORUPTOR

Sports

POROS KALTENG

» » » » Penyakit Jantung Koroner Tak Selalu Mematikan

Jakarta - Penyakit jantung koroner ternyata tidak selalu mematikan. Penyakit itu masih bisa disembuhkan meski tanpa melalui proses operasi. Bisa dikatakan, operasi pemasangan kateter, ring, atau by pass, hanyalah jalan terakhir yang perlu ditempuh bila kondisi sudah sangat akut.

Buku berjudul Therapy of Coronary Heart Disease – Current Standpoint, terbitan UNI-MED Verlag AG, Bremen, Germany, lengkap membahas masalah penyakit jantung koroner. Buku itu kini telah menjadi salah satu buku referensi wajib para dokter yang hendak mengambil spesialisasi penyakit jantung di berbagai negara Eropa, khususnya Jerman.

Buku dengan sampul dominan putih bergambar jantung itu, ternyata ditulis seorang mantan guru biokimia sebuah Sekolah Perawat Kesehatan di Sidoarjo, Jawa Timur. Sang mantan guru itu, kini telah tercatat sebagai seorang dokter spesialis kedokteran vaskuler alias angiologist di Jerman, seperti dilaporkan inilah.com.

Frans Santosa nama mantan guru itu. Dari ketekunannya melakukan berbagai kajian dan penelitian kedokteran vaskuler, dia kemudian merangkum hasil-hasilnya menjadi buku tersebut. Dan buku itu pula yang kini mengantarkannya meraih Nobel Kedokteran yang diberikan oleh Komunitas Nobel Indonesia.

Penganugerahan Nobel Kedokteran itu, adalah yang pertama kali terjadi di Indonesia. Berbarengan dengan penganugerahan penghargaan Nobel Kedokteran itu, juga diserahkan Nobel Ekonomi kepada Presiden SBY, dan Nobel Sastra kepada Remy Silado.

Kekuatan utama buku karya Frans sehingga mampu mengantarkan penulisnya meraih Nobel Kedokteran bersanding sejajar dengan Presiden SBY itu adalah pada keberaniannya merekomendasikan para penderita penyakit jantung koroner stabil untuk tidak menjalani tindakan operasi. Baik operasi by pass jantung, pemasangan kateter (balon), maupun pemasangan ring (stent).

Tentu saja rekomendasi itu bukan sembarangan, karena telah melalui rangkaian proses pembuktian dan penelitian yang sangat panjang. Sepanjang penyakit jantung koroner yang diderita masih pada stadium yang belum akut atau statusnya stabil, maka cukup dilakukan terapi konservatif dengan obat-obatan yang direkomendasikan dokter.

Dalam banyak kasus, penyakit jantung koroner pada stadium awal atau dengan status yang stabil, terpaksa menempuh jalan operasi. Padahal, penyakit jantung koroner yang stabil tidak menimbulkan rasa sakit berkepanjangan, dan tidak menganggu kehidupan sehari-hari.

Dalam buku itu juga ditegaskan bahwa pemasangan ring atau stent, misalnya, pada kasus penyakit jantung koroner stabil tidak lebih menguntungkan dibandingkan pengobatan biasa. Saat ini pengobatan konservatif setara dengan tindakan pemasangan balon, cincin, atau by pass.

Yang harus dilakukan pada penderita penyakit jantung koroner stabil sebenarnya adalah menjaga agar tidak terjadi pembuluh darah yang robek sehingga memicu munculnya aterotrombosis. Aterotrombosis adalah trombosit darah yang menggumpal hingga menutup pembuluh darah koroner ketika pembuluh itu robek.

Pemasangan ring atau kateter pada penyakit jantung koroner stabil atau pada stadium awal, justru dapat menimbulkan komplikasi robeknya pembuluh darah koroner sehingga meningkatkan risiko kematian. Selain itu juga menimbulkan beban atau risiko psikologis, jika tidak disertai dengan kesadaran sang pasien untuk menjaga gaya hidup sehat secara disiplin.

Maklum, banyak pasien yang sudah dipasang stent atau ring jantung, sudah merasa aman sehingga boleh makan apa saja dan melakukan apa saja yang digemari. Padahal pemasangan stent baru tindakan awal dari terapi konservatif melalui pengobatan atau terapi agresif tadi.

Penghargaan Nobel yang diberikan oleh Komunitas Nobel Indonesia itu sendiri, merupakan salah satu upaya mendorong atau menumbuhkan motivasi bagi ilmuwan-ilmuwan muda, atau siapapun dia untuk terus berupaya meraih prestasi tertinggi. Bagi Frans sendiri, misalnya, nilai hadiah yang menyertai penghargaan Nobel itu tidak menjadi hal yang utama.

Namun, yang terpenting adalah semangat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pencapaian prestasi tertinggi. Semangat ini sangat penting, karena Nobel Indonesia ini merupakan bentuk apresiasi atas upaya-upaya dan dedikasi panjang yang telah dilakukan para penerimanya.

Tentu semangat di balik Nobel Indonesia ini perlu didukung. Terlebih di tengah maraknya pencapaian prestasi berkelas dunia yang berhasil diraih para pelajar Indonesia dalam forum-forum olimpiade pendidikan di berbagai negara.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

2 komentar:

  1. Memang benar penyakit jantung tidak selalu mematikan...sekarang setelah di diagnosa jantung mulai merubah gaya hidup kita...semoga terapi alternatif saya bisa bermanfaat

    BalasHapus