![]() |
Indonesia Budget Center (IBC), Arif Nur Alam |
“Kalau temuan FITRA itu benar adanya, berarti Kemenpora belum mampu membuat desain yang baik dalam hal pengelolaan keuangan,” ucapnya, dikutif dari Rakyat Merdeka, kemaren..
Menurutnya, sejauh ini masih banyak lembaga negara/kementerian yang tidak bisa mengelola keuangan dengan baik. Anggaran bersumber dari APBN kebanyakan dihabiskan untuk keperluan belanja pegawai dibanding untuk mendukung pelaksanaan tupoksinya lembaga itu.
“Dalam hal ini, artinya Kemenpora belum bisa menyeimbangkan antara kebutuhan pegawai, dengan pembinaan bidang pemuda dan olahraga,” timpalnya.
Diharapkan, pada disang awal nanti, Komisi X DPR bisa mengevaluasi kinerja Kemenpora selama satu tahun, kemudian bila terdapat kesenjangan atau kekurangan untuk segera memperbaikinya.
“Hilangkanlah cara-cara penggunaan anggaran yang keliru seperti memberikan bonus yang terlalu besar kepada atlet. Coba tekankan pengalokasian anggaran untuk membangun sarana dan prasarana yang lebih baik dulu,” ujarnya.
Sementara itu, bendahara Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI), Achsanul Qosasi merasa cukup dengan bantuan dana yang diberikan pemerintah, melalui Kemenpora.
“Saya bersyukur sekali kemarin pemerintah memberikan bantuan dana sebesar Rp 20 miliar untuk tim nasional. Kita merasa terbantu sekali dengan adanya dana tersebut. Sebab yang paling berat adalah pendanaan untuk timnas,” sebutnya.
Wakil Ketua Komisi XI DPR itu menyatakan, sesuai dengan ketentuan FIFA, pemerintah memang tidak diperbolehkan campur tangan terhadap kepengurusan PSSI. FIFA menginginkan PSSI, sebagai induk cabang olahraga sepak bola Indonesia mandiri, sehingga tidak bisa dipengaruhi masalah politik.
Namun diakuinya, selama ini PSSI kerap kesulitan mengenai pendanaan bagi timnas. Untuk menjalankan seluruh kompetisi, dana bisa saja diambil dari sponsor. Tapi sementara ini timnas belum komersil, jelas tidak bisa mengandalkan pendanaan melalui sponsor.
“Makanya kita merasa terbantu sekali. Ini adalah pertama kali pendanaan timnas dibantu pemerintah,” ujarnya.
Fungsionaris Partai Demokrat ini menjelaskan, untuk membiayai timnas, setidaknya dibutuhkan dana hingga Rp 30 miliar per tahun. Jadi masalah dalam hal ini, timnas terdiri dari berbagai tingkatan usia, seperti U-14, U-16, dan U-18 dan jelas kurang memiliki nilai komersial.
Dia berharap, ke depan pemerintah akan terus membantu dalam hal pembiayaan timnas. Sekarang PSSI sedang menerapkan pendidikan sejak dini kepada para atlet. PSSI sudah meminta kepada semua Pemerintah Daerah untuk melakukan kompetisi kelompok umur. Kondisi seperti ini jelas membutuhkan biaya yang besar.
“Kita harapkan nanti pemerintah mau membantu minimal Rp 20 miliar lagi lah. Nanti sisa Rp 10 miliarnya kan bisa di cari dari sponsor. Setahu saya saat ini Komisi X DPR sedang memperjuangkan supaya ada tambahan dana,” tutupnya. [ Baca : Alokasi Dana Perjalanan Dinas di Kemenpora 14 Milyar ]
Tidak ada komentar: