Oleh: Inang Basri (Team-Sukses Regenerasi 2014)
Apa yang dianggap manusia sebagai kebenaran sesungguhnya hanya merupakan sebagian saja dari kebenaran itu; Kebenaran mutlak/ideal hanya dapat ditangkap oleh pikiran manusia melalui proses dialektik –proses dari thesis, melalui anti-thesis menuju synthesis/thesis-baru.
Proses dialektik adalah gerak maju dari taraf rendah ke taraf lebih tinggi dengan suatu pertentangan (antagonisme) dan persatuan (penyesuaian). Dasar pemikiran teori dialektik adalah –semua berkembang dan terus-menerus berubah, serta semua mempunyai hubungan satu sama lain.
Proses dialektik tidak hanya terjadi dalam pikiran manusia (dunia abstrak), tetapi juga terjadi dalam kehidupan manusia (dunia nyata); Bahwa dalam setiap benda/keadaan (fenomena) terdapat segi-segi berlawanan (oposisi) yang satu sama lain saling bertentangan (kontradiksi) sampai akhirnya terjadi keseimbangan (negasi).
Dari sejarah dapat dilihat bahwa terjadi beberapa kali perubahan masyarakat –dimulai dari abad perbudakan, menuju abad feodalisme, dan kini abad kapitalisme. Reformasi dimulai dari basis (struktur- bawah) yang bersifat ekonomis, kemudian bergerak ke struktur-atas yang terdiri dari kebudayaan, iptek, hukum, ideologi politik, seni, agama, dll.
Elit-politik oportunis/pragmatis berpendapat bahwa, masyarakat kapitalisme akhirnya akan hilang berganti masyarakat tanpa kelas (komunisme) dimana tidak ada paksaan, eksploitasi, penindasan, dll. Datangnya abad komunisme tidak dapat terelakkan, dan harus diwujudkan melalui revolusi yang diperankan oleh diktator-proletar (kaum buruh/tani) dimana negara berfungsi sebagai lembaga transisi demi terciptanya komunisme.
Prinsip pemerintahan diktator-komunisme adalah –kedaulatan ditangan elit-partai, mono-isme (anti perbedaan pendapat), sentralisasi kekuasaan melalui kultus-individu atau koalisi, mobilisasi birokrasi (abdi-kuasa), mono-partai (single-majority), militerisme/represi, rekayasa pemilu, hukum, dan informasi, serta ekonomi komando (kapitalisme-negara melalui BUMN).
Negara Komunis banyak ditentang atau mengalami kehancuran, karena mengedepankan unsur paksaan dan penindasan sistematis atas HAM/hak-hak politik rakyat; Adanya kekuasaan pemerintah yang tidak-terbatas (absolutisme) menimbulkan korupsi yang merajalela dan kemiskinan rakyat yang bertaburan.
Orde generasi-tua (orla/orba) dapat disimpulkan menganut prinsip pemerintahan diktator –bukan untuk menjadikan NKRI sebagai negara-komunis, tetapi untuk alasan pembangunan ekonomi (diktator-kapitalisme). Alhasil, keadaan Indonesia tidak kalah buruknya dengan keadaan negara diktator/komunis -seperti korupsi, penindasan HAM/hak-hak politik rakyat, kemiskinan, perbudakan, pengangguran, kebodohan, dll.
ORDA –orde idealisme generasi-muda.
Aktivis demokratis/idealis berpendapat bahwa, melawan kapitalisme dan mengadakan pembangunan ekonomi tidak harus melalui penindasan HAM dengan cara kekerasan/revolusi atau pemaksaan kehendak/diktator; Namun hendaknya dilakukan secara damai/profesional melalui penegakan hak-hak politik/ekonomi rakyat dengan sistem yang benar sesuai prinsip demokrasi-ideal yaitu – kedaulatan ditangan rakyat, pluralisme (kebebasan berpikir dan berpedapat), pemisahan-kekuasaan melalui konstitusi atau trias-politica, profesionalisme-birokrasi (abdi-rakyat), dwi-partai (ada oposisi), peradilan-konflik sesuai rule of law, kebebasan pemilu, hukum, dan informasi, serta ekonomi-demokrasi (kapitalisme-rakyat melalui BUMR).
JAS HITAM -jangan sekali-kali hianati cita-cita merdeka.
Junjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kebenaran.
Tegakkan hak-hak politik rakyat dengan sistem yang benar/ideal.
Niscaya dapat terwujud kebesaran NKRI yang bisa memberikan kehidupan, kesejahteraan, dan kemerdekaan kepada seluruh rakyatnya. YES, WE'RE READY & SOLIDARITY FOREVER.
Melawan Diktator Kapitalisme
Tag: breakingnews Opini
Tidak ada komentar: