Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

POLITIKAL NEWS

Poros Barito

Technology

KRIMINALITAS

ANTI KORUPTOR

Sports

POROS KALTENG

» » » Bupati Sleman Janji Ganti Ternak Pengungsi yang Mati

web
SLEMAN - Pemkab Sleman memberikan ketegasan bahwa lokasi pemukiman di Merapi yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III harus dikosongkan. Hal itu menyusul rekomendasi dari BPPTK Jogjakarta dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Kementerian ESDM yang menaikan status Merapi menjadi 'Awas' sejak Senin (25/10) pukul 06.00 WIB kemarin.

Proses evakuasi dilakukan mulai pukul 15.00 ke tujuh barak utama yang sudah dipersiapkan. Evakuasi difokuskan kepada warga, terutama mereka yang lanjut usai dan anak-anak. Sedangkan ternak para pengungsi, diminta dikesampingkan.

"Evakuasi harus dilakukan hari ini (kemarin, Red). Namun kita fokusnya warga dulu sedangkan ternak bisa dikesampingkan. Nanti kalau ada ternak yang mati akibat bencana Merapi, akan diganti," kata Bupati Sleman Sri Purnomo di kawasan wisata Lava Tour di Dusun Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan, siang kemarin.

Untuk proses evakuasi, ia berharap agar warga tetap tenang dan tak panik. Petugas yang akan menuntun evakuasi juga ditekankan untuk melakukan evakuasi sesuai prosedur yang ditetapkan, sehingga tak akan menimbulkan kepanikan dan keresahan masyarakat.

Evakuasi ditekankan kepada kelompok rentan terlebih dahulu. Yakni orang lanjut usia, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan kaum difabel. Sebab, jika erupsi Merapi terjadi sewaktu-waktu, kelompok rentan ini setidaknya sudah berada di tempat yang aman sehingga tak perlu berlarian menyelamatkan diri saat awan panas yang keluar dari Merapi menerjang wilayah mereka.

Jumlah penduduk yang direncanakan untuk diungsikan adalah sekitar 12 ribu jiwa. Masing-masing berada di wilayah Cangkringan 3668 jiwa, Pakem 5871 jiwa, dan Turi 1952 jiwa. Tujuh barak telah disiapkan yakni Barak Kepuharjo, Glagaharjo, Umbulharjo, Hargobinangun, Purwobinangun, Girikerto, dan Wonokerto, yang sudah disiapkan petugas dari TAGANA dan TNI di masing-masing barak.

Pelaksanaan evakuasi dilakukan dengan prioritas kendaraan warga. Sebab, hal ini diyakini akan lebih efektif ketimbang harus menunggu kendaraan yang telah dipersiapkan petugas. Namun, Pemkab Sleman juga menyiapkan sarana transportasi untuk proses evakuasi di wilayah Cangkringan dan Turi. Yakni di Desa Kepuharjo disiapkan 10 truk, Glagaharjo tujuh truk, Wonokerto enam truk, dan Girikerto enam truk.

Di wilayah Pakem sendiri telah dilakukan penutupan jalur ke utara, atau jalur yang mendekati puncak Merapi. Yakni di pintu gerbang Kaliurang dan Boyong. Sedangkan di Cangkringan ada tiga titik yang ditutup, dan di Turi ada lima titik.

Pemprov DIJ juga menyatakan akan membantu penanganan bencana Merapi, dengan menyiapkan 10 ton beras, serta lauk pauk dan kebutuhan perlengkapan lainnya selama pengungsi tinggal di barak. "Pengelolaan logistik ini nantinya akan dicatat melalui satu pintu agar tak menimbulkan masalah di kemudian hari. Sementara para relawan juga harus melaporkan keberadaannya melalui Dinas Nakersos," imbuhnya.

Untuk melakukan peninjauan secara intensif, Bupati berkantor sementara di Posko Utama Merapi yang ada di Pakem. Pada senin pagi pukul 05.00 WIB, Bupati sebenarnya telah melakukan rapat koordinasi mengenai kondisi terbaru Merapi ini.

Rapat juga dihadiri Wakil Bupati Sleman, Kapolres, Dandim, Camat Pakem, Cangkringan Turi serta jajaran dinas/instansi teknis di lingkungan Pemkab Sleman. Rapat dilaksanakan sehubungan diterimanya pemberitahuan dari BPPTK mengenai peningkatan status Gunung Merapi dari siaga ke awas, Senin (25/10), mulai pukul 06.00 WIB. melalui surat nomor 2044/45/BGL.V/2010, tanggal 25 Oktober 2010.

Kapolres Sleman AKBP Irwan Ramaini mengharapkan masyarakat tetap waspada selama dalam masa pengungsian. "Jangan sampai situasi ini dimanfaatkan oleh orang yang tak bertanggungjawab. Aparat terkait dan tibmas setempat juga diharapkan kewaspadaannya," pinta Irwan. sumber : JPNN.com

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama