MUARA TEWEH - Sebanyak 12 unit lanting (bangunan terapung) di Sungai Barito milik warga di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah direlokasi, karena lokasinya akan dibangun jembatan yang menghubungan Muara Teweh - Kelurahan Jingah, Kecamatan Teweh Baru.
"Pemindahan 12 orang pemilik rumah lanting tersebut diperkirakan selama satu bulan, karena akan dilakukan persiapan pemancangan tiang pertama pembangunan jembatan penyeberangan tersebut di lokasi lama Water Front City (WCF) Muara Teweh," kata Bupati Barut H Nadalsyah, di Muara Teweh, Senin.
Menurut Koyem, sapaan akrab Bupati Nadalsyah, pada prinsipnya ke 12 warga tersebut setuju dipindahkan sementara ke tempat yang baru selama satu bulan, pada saat dilakukannya pemancangan tiang pertama.
Warga tersebut sepakat dan menandatangani kesepakanan untuk sementara dipindah ke tempat lain selama satu bulan. Pemindahan dan pengembalian lanting itu nantinya akan ditanggung oleh pemerintah daerah.
"Pada prinsipnya ke 12 warga ini sangat mendukung dengan adanya pembangunan jembatan penyeberangan tersebut. Pembangunan jembatan penyeberangan ini nantinya akan menjadi tempat wisata dan langsung ke Islamic Center yang berada di Kelurahan Jingah," ujarnya.
Koyem juga mengucapkan terima kasih kepada warga masyarakat yang berada di lokasi WCF, atas dukungan yang diberikan untuk pemancangan tiang pertama pembangunan jembatan penyeberangan itu.
"Karena itu kita berpikir, hal ini bukan untuk kita, akan tetapi untuk anak cucu kita nantinya. Dan mohon dukungannya semua supaya pembangunan jembatan penyeberangan ini lancar dan cepat selesai, karena target dan harapan kami pembangunan jembatan penyebarangan ini selesai pada November 2017," katanya.
Dia mengatakan pada 6 April 2016 pihaknya melakukan studi kelayakan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU dan PR) di Jakarta.
"Dinas PU Barito Utara memaparkan dihadapan Timnas Komisi keamanan jembatan Keman PU dan PR mengenai struktur bangunan atas jembatan penyeberangan Muara Teweh-Jingah," ujar Koyem.
"Pemindahan 12 orang pemilik rumah lanting tersebut diperkirakan selama satu bulan, karena akan dilakukan persiapan pemancangan tiang pertama pembangunan jembatan penyeberangan tersebut di lokasi lama Water Front City (WCF) Muara Teweh," kata Bupati Barut H Nadalsyah, di Muara Teweh, Senin.
Menurut Koyem, sapaan akrab Bupati Nadalsyah, pada prinsipnya ke 12 warga tersebut setuju dipindahkan sementara ke tempat yang baru selama satu bulan, pada saat dilakukannya pemancangan tiang pertama.
Warga tersebut sepakat dan menandatangani kesepakanan untuk sementara dipindah ke tempat lain selama satu bulan. Pemindahan dan pengembalian lanting itu nantinya akan ditanggung oleh pemerintah daerah.
"Pada prinsipnya ke 12 warga ini sangat mendukung dengan adanya pembangunan jembatan penyeberangan tersebut. Pembangunan jembatan penyeberangan ini nantinya akan menjadi tempat wisata dan langsung ke Islamic Center yang berada di Kelurahan Jingah," ujarnya.
Koyem juga mengucapkan terima kasih kepada warga masyarakat yang berada di lokasi WCF, atas dukungan yang diberikan untuk pemancangan tiang pertama pembangunan jembatan penyeberangan itu.
"Karena itu kita berpikir, hal ini bukan untuk kita, akan tetapi untuk anak cucu kita nantinya. Dan mohon dukungannya semua supaya pembangunan jembatan penyeberangan ini lancar dan cepat selesai, karena target dan harapan kami pembangunan jembatan penyebarangan ini selesai pada November 2017," katanya.
Dia mengatakan pada 6 April 2016 pihaknya melakukan studi kelayakan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU dan PR) di Jakarta.
"Dinas PU Barito Utara memaparkan dihadapan Timnas Komisi keamanan jembatan Keman PU dan PR mengenai struktur bangunan atas jembatan penyeberangan Muara Teweh-Jingah," ujar Koyem.
Tidak ada komentar: