Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

POLITIKAL NEWS

Poros Barito

Technology

KRIMINALITAS

ANTI KORUPTOR

Sports

POROS KALTENG

» » » Empat Kartunis Terima Penghargaan Empu Kartun Nusantara

wordpress.com
SEMARANG - Empat kartunis senior mendapat penghargaan sebagai Empu Kartun Nusantara dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Keempat kartunis tersebut adalah Gerardus Mayela Sudarta, 62 tahun, Goenawan Pranyoto, 59 tahun, Dwi Koendoro, 69 tahun, dan Pramono R. Pramoedjo, 68 tahun.

"Penghargaan ini kami berikan atas dedikasi dan totalitas mereka yang mengabdikan hidupnya untuk kemajuan kartun Indonesia," kata Manager MURI, dikutif tempointeraktif.com, tadi malam (23/10).

Pemberian penghargaan ini merupakan rangkaian awal dari Semarang Art Festifal (Sm@rtfest) yang dibuka 13 Desember nanti. Sedianya, Jaya Suprana selaku pendiri MURI yang juga seorang kartunis akan memberikan langsung penghargaan. Namun karena alasan kesehatan, Jaya tidak hadir.

"Penghargaan ini bukanlah tujuan dan puncak pencapaian, melainkan sebagai lecutan untuk menjadi lebih baik," kata Sudarta yang memberikan sambutan sembari duduk di atas kursi roda.

Sudharta adalah kartunis harian Kompas yang terkenal dengan tokoh ciptaannya, Oom Pasikom. Sejak SMA, karyanya telah menghiasi sejumlah media terbitan Jakarta. Pria kelahiran Klaten ini telah meraih sejulah penghargaan di bidang kartun di antaranya penghargaan Adinegoro (1983 dan 1984) dan penghargaan Kalam Kencana dari Dewan Pers. Jebolan Akademi seni Rupa Indonesia Yogyakarta ini turut merintis pendirian Bentara Budaya Jakarta.

Kini, Sudarta harus duduk di kursi roda karena tulang kering kaki kirinya harus dioperasi untuk pemasangan pen setelah terjatuh di kamar mandi Agustus lalu. Sejak setahun lalu, hepatitis C juga menggerogotinya.

Goenawan Pranyoto adalah kartunis yang terkenal dengan "Wayang Mbeling". Serial kartun ini rutin menghiasi 6-8 halaman majalah MOP di era '80-an. Karakter dalam serial kartunya sangat unik, memadukan sosok berkostum wayang yang diadu dengan sosok moderen. Kini kartunis kelahiran Purwokerto ini harus berjuang melawan stroke.

Dwi Koendoro Brotoatmojo adalah kartunis yang kesohor dengan sosok kartun Panji Koming yang menghiasi harian Kompas edisi Minggu sejak Oktober 1979. Melalui sosok Panji Koming, dia menyampaikan kritik sosial dengan lelucon. Panji Koming dinobatkan sebagai tokoh kartun wilayah Asia Tenggara. Meski masih aktif berkarya, Dwi Koendoro tak selincah dulu setelah asam urat dan stroke ringan mengganggu kesehatannya.

Pramono R. Pramoedjo, adalah kartunis dan ilustrator harian Sinar Harapan dan pendiri Pakarti (Persatuan Kartunis Indonesia). Pada 1979, pria yang kini bermukim di Salatiga ini menjadi peserta tetap pada Festival Tahunan Pameran Kartun Montreal, Kanada.

Ia juga mewakili kartunis Asia Pasifik dalam pertemuan Kartunis International di Tokyo pada 1982. Tahun 1989, diundang mengikuti Workshop on Editorial Cartooning di Kuala Lumpur oleh The Asia Foundation. Pada 1992, mengikuti Workshop and Exhibition Editorial Cartoon Kartunis Asia di Tokyo oleh The Japan Foundation.

Hingga usia senja, keempat kartunis itu tetap berkarya, meski penyakit telah mengurangi kelincahan tangannya.

Abdullah Ibnu Tholhah, seorang kartunis dan karikaturis muda mengaku sengat mengagumi keempat tokoh tersebut. "Saya banyak belajar dari keempat kartunis tersebut, baik dari totalitas berkarya maupun dalam memelihara semangat hidup," ujar Tholhah.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama