Oleh : Iriani Permatasari
09 Desember jam 21:24
Globalisasi dan reformasi di Indonesia kini telah berjalan sebelas tahun lamanya, namun apa yang menjadi tujuan reformasi masih jauh dari harapan masyarakat. Reformasi yang awalnya bertujuan mengadakan perubahan fundamental kini justru banyak melenceng dari rencana. Walaupun harus kita akui ada beberapa yang dapat dipetik hasil dari reformasi, diantaranya adalah kembalinya TNI pada tugas pokoknya, reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi yang semakin gencar dan transparan. Hal tersebut di katakan oleh Intelektual Muda Papua Habelino Sawaki (HS), kemarin, di Prima Garden Abepura.
”Adanya reformasi memang kita berharap akan ada perubahan ke arah yang lebih baik. Namun demikian bila dikaitkan dengan persoalan bangsa saat ini, dimana urusan pemerintah semakin kompleks sehingga seluruh persoalan yang terjadi di masyarakat seolah menjadi beban negara. Naiknya harga kebutuhan pokok, pengangguran, ancaman terorisme, korupsi, sampai masalah kemiskinan, seolah semua persoalan itu menjadi tanggungjawab pemerintah,” ungkap Habelino Sawaki yang juga mantan presiden mahasiswa Universitas Cenderawasih.
Menurutnya, saat ini masyarakat kita dalam menyikapi setiap persoalan memiliki cara pandang yang berbeda, namun lebih banyak cenderung bergeser pada penyelesaian persoalan yang kontra produktif, sehingga hasilnya pun tidak lebih dari sekadar kepuasan hati dan pelampiasan amarah, dengan mengorbankan kepentingan yang lebih besar lagi, yang pada akhirnya hanya menjadi beban bangsa dan negara.
”Masyarakat kita sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat abstrak, semu dan baik di permukaan saja, sehingga tatkala ada organisasi atau kelompok yang berkedok demi rakyat dan atas nama agama untuk menyelesaikan persoalan bangsa, maka masyarakat sangat antusias untuk berpartisipasi berapa pun harga yang harus dikeluarkan, hanya demi kepuasan abstrak namun memiliki efek serius yaitu menjadi beban Negara,” ujar Habelino Sawaki.
Dijelaskan, bila pola-pola pemikiran seperti ini terus berkembang di masyarakat, Habelino khawatir, bahwa bangsa ini menjadi bangsa yang sulit diajak maju, cenderung mundur dan yang lebih menyedihkan lagi, kita menjadi bangsa yang lebih suka melihat kehancuran dan kerusakan bangsa sendiri daripada menjadi bagian dari solusi bangsa. Padahal setiap warga negara sekecil apapun harus jadi solusi bangsa bukan menjadi beban negara.
Tidak ada komentar: