SLEMAN - Semburan awan panas Gunung Merapi telan korban jiwa. Sedikitnya dua orang meninggal dan belasan orang terluka setelah sengatan awan panas menyembur dari Gunung Merapi tadi Selasa sore.
Seorang warga berusia 60-an tewas akibat tertimpa abu awan panas. Seorang bayi usia dua bulan dilaporkan juga meninggal dunia setelah mengalami gangguan nafas akibat menghirup abu awan panas.
Merapi, yang merupakan gunung berapi paling aktif di Indonesia, mulai mengeluarkan awan panas sekitar 17.02 WIB.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengatakan, erupsi pertama terjadi pukul 1702 WIB selama sembilan menit. Kemudian disusul dengan beberapa kali erupsi diantaranya sampai setengah jam lamanya.
"Pada pukul 17.18 terjadi erupsi selama empat menit kemudian rentetan erupsi diantaranya pukul 1742 terjadi erupsi panjang sampai 33 menit disusul kemudian erupsi pukul 1816 menit dan terakhir 1821 selama 33 menit," jelas Surono.
Surono menambahkan masih sulit memperkirakan apa yang akan terjadi. Getaran masih berlangsung sampai sekarang sehingga belum bisa disimpulkannya apakah erupsi masih akan berlangsung atau sudah berhenti.
Menurut Surono, munculnya awan panas tersebut menjadi tanda sebagai erupsi Gunung Merapi.
Sementara itu, sekitar 20 orang yang mengalami luka bakar karena terkena debu vulkanik panas yang keluar dari Gunung Merapi sudah dirawat tim dokter.
Sampai sekitar pukul 1900 WIB Merapi masih mengeluarkan suara-suara dan asap panas.
Seorang petani setempat, Sukamto, mengatakan ada suara getaran seperti badai yang berlangsung lama. "mungkin sekitar 15 menit," imbuhnya. Kemudian, gumpalan asap panas tebal ditembakkan ke udara dari dalam Gunung Merapi.
Warga setempat juga mengatakan mereka mencium bau kuat belerang sejak sekitar pukul 17 WIB.
Para ahli vulkanologi memperingatkan bahwa tekanan yang semakin besar di bawah kubah lava Merapi bisa menimbulkan salah satu letusan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Status Gunung Merapi saat ini adalah status Awas, level tertinggi dalam fase letusan.
Hartono, dari posko utama di Sleman, Pakem mengatakan bahwa sekitar 96 persen warga telah mengungsi, namun beberapa di antaranya terjebak.
"Mereka yang terjebak tengah kami cari. yang jelas satu keluarga terdiri dari 7 orang terjebak di rumahnya. Hujan abu sekitar 15 hingga 20 kilometer dari puncak Merapi. Beberapa orang di Kepuh Harjo luka bakar karena awan panas," katanya.
Sementara itu, Heri Suprapto, Kepala Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, salah satu kecamatan yang dekat dengan puncak gunung, mengatakan, seorang warganya juga terjebak. Heri mengatakan tempat evakuasi belum memadai sehingga banyak yang enggan diungsikan.
"Pengungsian ke sekolah-sekolah, tak memadai, karena itu masyarakat berkumpul di lapangan desa Kepuharjo, kurang lebih 14 kilometer dari puncak Merapi. Ada yang terjebak," timpalnya. Karena hujan abu terlalu tebal, Heri mengaku pihaknya kesulitan mencari yang masih terjebak. "Jarak pandang hanya lima meter," pungkasnya.
Poros Barito
Technology
KRIMINALITAS
ANTI KORUPTOR
Sports
POROS KALTENG
SUARA PUBLIC's Admin
We are.., This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular
-
Jakarta - Kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) membuka mata pemerintah. Dipastikan pemerintah kedepan tidak akan lagi membantu klub sepakb...
-
Tongkang pengangkut batu bara milik perusahan beroperasi diwilayah Kabupaten Murung Raya (Mura), Kalteng, setelah melintas jembatan KH ...
-
Ilustrasi (web) Palangkaraya - Sikap tegas ditunjukan Kejakaan terhadap anggotanya yang nakal. Oknum jaksa Kejari Puruk Cahu, Kab.Murung Ra...
-
Jakarta - Kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) membuka mata pemerintah. Dipastikan pemerintah kedepan tidak akan lagi membantu klub sepakb...
-
Tongkang pengangkut batu bara milik perusahan beroperasi diwilayah Kabupaten Murung Raya (Mura), Kalteng, setelah melintas jembatan KH Hasa...
Top News
-
SAMPIT - Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang, kemaren, atas nama Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), ...
-
Lingkungan kotor akibat sampah di Jakarta Utara Tarakan - Perlu ada pengendalian transportasi untuk meminimalisir pengaruh lingkungan te...
-
Oleh : Ahmad Fajar Qomarudin اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ ...
-
Palembang – Misteri kematian wartawan Sriwijaya Post (Sripo) Arsep Pajario (40) terungkap. Nyawanya dihabisi ternyata dengan cara lehernya ...
-
PNS Kalteng (web) Suarapublic.co.cc, Palangkaraya - Pemprov Kalimantan Tengah kembali melakukan rekrutmen calon pegawai negeri sipil bagi m...
Pilihan
-
Jakarta - Kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) membuka mata pemerintah. Dipastikan pemerintah kedepan tidak akan lagi membantu klub sepakb...
-
Ilustrasi (web) Palangkaraya - Sikap tegas ditunjukan Kejakaan terhadap anggotanya yang nakal. Oknum jaksa Kejari Puruk Cahu, Kab.Murung Ra...
-
Jakarta - Kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) membuka mata pemerintah. Dipastikan pemerintah kedepan tidak akan lagi membantu klub sepakb...
-
Kerangka Jembatan Kalahien sebelum disambung ( kaskus.us) Palangkaraya - Pembangunan jembatan Kalahien yang menghubungkan Kota Palangkaray...
-
Makasar - Ibukota Kalimantan Tengah (Kalteng), Palangkaraya dinilai memiliki keunggulan dibandingkan daerah lain sebagai calon Ibukota Nega...
Tidak ada komentar: