Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

POLITIKAL NEWS

Poros Barito

Technology

KRIMINALITAS

ANTI KORUPTOR

Sports

POROS KALTENG

» » » » Kontrak minyak dekati US$82 per barel

NEWYORK - Kontrak minyak untuk pengiriman Desember diperdagangkan mendekati harga US$82 per barel di New York setelah sempat naik menuju level tertinggi selama lima pekan kemarin. Kenaikan itu terpicu oleh merosotnya dolar AS dan meningkatnya jumlah cadangan di bawah perkiraan.

Kontrak berjangka untuk November, yang jatuh tempo kemarin, meningkat 2,9% setelah pernyataan the Fed bahwa ekonomi semakin melambat pada September dan di awal Oktober, yang kian menyeret turun mata uang AS.

Semakin melemahnya dolar AS pun turut mendorong daya tarik bahan baku untuk para investor. Di lain pihak, Departemen Energi mengungkapkan bahwa kenaikan cadangan minyak mentah kurang dari setengah estimasi dalam survei Bloomberg News.

Kontrak minyak untuk pengiriman Desember berada pada level US$82,56 per barel yang menguat 2 sen di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pada pukul 9.31 a.m. waktu Sydney. Kemarin, kontrak ini sempat naik US$2,38 atau 3% menjadi US$82,54. Untuk tahun ini harga minyak sudah naik 4%.

Sementara itu, harga minyak untuk pengiriman November menanjak US$2,28 menjadi US$81,77 pada pengiriman terakhir, yang merupakan kenaikan tertinggi sejak 10 September.

Jumlah cadangan minyak mentah AS bertambah 667.000 barel pekan lalu, menurut laporan pihak Departemen Energi kemarin, yang diperkirakan naik 1,5 juta barel, menurut median 15 estimasi analis di survei Bloomberg News.

Sama halnya dengan jumlah simpanan bahan bakar yang turut meningkat 1,12 juta barel, ungkap pihak Departemen Energi. Jumlah tersebut diproyeksikan berkurang 1,5 juta barel, menurut median estimasi 16 analis yang disurvei oleh Bloomberg News.

Kontrak minyak jenis brent untuk pengiriman Desember turut melambung US$2.50 atau 3,1% yang ditutup pada level US$83,60 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasisi di London kemarin. sumber : Bloomberg

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama